Porosbaru.com, Sumenep : Program pembangunan di Kabupaten Sumenep tahun ini dinilai belum berjalan maksimal. Pasalnya, hingga memasuki triwulan ketiga di tahun anggaran 2025 tingkat penyerapan APBD masih minim.
Banyak program pembangunan termasuk belanja modal di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak berjalan. ”Ini bisa dilihat kinerja OPD melalui penyerapan anggaran. Sampai saat ini, masih sangat minim,” ungkap Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sumenep, Ahmadi Yazid, berdasarkan hasil evaluasinya terhadap realisasi APBD 2025, Kamis (7/8/2025).
Ia menyebutkan, serapan APBD 2025 hingga Agutus baru dikisaran 44 persen atau Rp. 1, 1 Triliun dari total kekuatan APBD Rp. 2, 6 Triliun. Harusnya realisasi penyerapan APBD di semester kedua tahun anggaran 2025 sudah mencapai 50 persen.
Bahkan, Yazid juga menyesalkan, di sisi belanja modal yang sudah direncanakan sejak awal, baru terealisasi 17 persen atau Rp. 24 Miliar dari total anggaran Rp. 139 Miliar. ”Padahal belanja modal ini, bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Baru 17 persen, ini menunjukkan OPD tidak bekerja maksimal,” katanya menyesalkan.
Rendahnya serapan anggaran mengindikasikan lemahnya kinerja OPD, padahal belanja modal dapat mendorong konsumsi hingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Politisi asal PKB ini meminta Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo menekan jajarannya bekerja keras dalam merealisasikan APBD. Realisasi anggaran ini berbanding lurus dengan dinamika ekonomi di tengah masyarakat karena semakin baik terealisasi anggaran, maka perputaran ekonomi makin meningkatDan kesejahteraan masyarakat juga diharapkan meningkat.
”Kami minta, OPD tekhnis untuk mempercepat realisasi program yang telah dianggarkan di APBD. palagi, sisa waktu realisasi anggaran tinggal 4 bulan,” pungkasnya.







Komentar