Waketum PBNU Ingatkan Bahaya Judol dan Narkoba di Madura

Porosbaru.com, Sumenep: Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Zulfa Mustofa, memperingatkan masyarakat terhadap meningkatnya ancaman penyalahgunaan narkoba dan praktik judi online yang kian marak di Madura.

Peringatan ini disampaikan saat menyampaikan ceramah di acara Haflatul Imtihan Madrasah Annuqayah (HIMA) 2025 yang berlangsung di Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura, Rabu malam, 9 Juli 2025.

Di hadapan ribuan santri, Kiai Zulfa menyampaikan bahwa fenomena judi online dan narkoba tidak bisa dianggap remeh. Menurutnya, dua persoalan ini adalah ancaman serius yang dapat merusak akhlak dan masa depan bangsa.

“Judi online dan narkoba adalah penyakit sosial yang sangat merusak. Keberadaan gadget ini juga menjadi tantangan besar di era digital,” tegasnya, menyampaikan fakta sosial yang diungkap oleh salah seorang jemaah di acara MWCNU Pragaan, Sumenep.

Kiai Zulfa menekankan bahwa santri memiliki tanggung jawab sosial yang besar, tidak hanya sebagai pelajar ilmu agama, tetapi juga sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. Ia mendorong para santri untuk memperkuat karakter, menjaga akhlak, dan tidak terjerumus dalam gaya hidup destruktif yang ditawarkan era digital.

“Ilmu harus dibarengi akhlak. Kalau akhlak rusak, sehebat apa pun ilmunya tidak akan membawa manfaat. Justru santri harus jadi benteng moral, bukan ikut hanyut,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya penguatan pendidikan karakter di pesantren, sebagai modal utama membentuk generasi yang tangguh menghadapi gempuran zaman.

Dalam ceramahnya, Kiai Zulfa turut mengapresiasi tradisi keilmuan Madura yang telah melahirkan banyak ulama besar, seperti Syekh Kholil Bangkalan. Namun ia mengingatkan bahwa kebesaran sejarah tersebut harus dijaga dan dilanjutkan.

Ia juga memuji karakter khas santri Madura yang dikenal tulus, pekerja keras, dan cerdas. Nilai-nilai itu, menurutnya, adalah kekuatan utama dalam menghadapi tantangan modern.

Kiai Zulfa juga menekankan bahwa lingkungan pendidikan yang baik sangat menentukan arah kehidupan seseorang. Ia mencontohkan bagaimana para Imam Mazhab besar lahir dan berkembang dalam atmosfer keilmuan dan spiritual yang kuat.

Ia menutup ceramah dengan pesan kepada para santri agar tidak merasa rendah diri meski tidak menempuh pendidikan formal tinggi. Menurutnya, ilmu dasar dari pesantren, jika diamalkan dengan ikhlas, akan membuka jalan luas bagi kehidupan.

“Santri jangan minder. Ilmu dan akhlakul karimah adalah modal terbaik untuk menjadi pelita di tengah masyarakat,”* pungkasnya.

Komentar